Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna
evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit
dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang
disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari
audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan
praktik yang telah disetujui dan diterima.
Sistem
Informasi (SI) adalah kombinasi dari
teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk
mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem
informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses
algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan
untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan
teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
Audit
sistem informasi adalah proses
pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah sistem komputer
dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian
tujuan organisasi secara efektif dan
menggunakan sumberdaya secara efisien).
Tujuan Audit Sistem informasi
1. Mengamankan Asset
Aset (aktiva) yang berhubungan dengan instalasi sistem
informasi mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),
manusia (people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung
lainnya.
2. Menjaga Integritas Data
Integritas data berarti data memiliki atribut:
kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian.
Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret
dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa adanya.
Keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi
salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar. Oleh karena itu,
upaya untuk menjaga integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur
pengendalian yang dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.
3. Menjaga Efektifitas Sistem
Sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem
tersebut dapat mencapai tujuannya. perlu upaya untuk mengetahui kebutuhan
pengguna sistem tersebut (user), apakah sistem menghasilkan laporan atau
informasi yang bermanfaat bagi user. Auditor perlu mengetahui karakteristik
user berikut proses pengambilan keputusannya.
Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu
sistem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan
post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan.
4. Efisiensi
Dikatakan efisien jika ia menggunakan sumberdaya seminimal
mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem
informasi menggunakan berbagai sumberdaya, seperti mesin, dan segala
perlengkapannya, perangkat lunak, sarana komunikasi dan tenaga kerja yang
mengoperasikan sistem tersebut.
Tahapan Audit Sistem Informasi
Perencanaan
(Planning)
Tahap perencanaan ini yang akan dilakukan adalah menentukan
ruang lingkup (scope), objek yang akan diaudit, standard evaluasi dari hasil
audit dan komunikasi dengan managen pada organisasi yang bersangkutan dengan
menganalisa visi, misi, sasaran dan tujuan objek yang diteliti serta strategi,
kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengolahan investigasi.
§
Perencanaan
meliputi beberapa aktivitas utama, yaitu:
§
Penetapan
ruang lingkup dan tujuan audit
§
Pengorganisasian
tim audit
§
Pemahaman
mengenai operasi bisnis klien
§
Kaji
ulang hasil audit sebelumnya
§
Penyiapan
program audit
Pemeriksaan
Lapangan (Field Work)
Tahap ini yang akan dilakukan adalah pengumpulan informasi
yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan pihak-pihak yang terkait.
Hal ini dapat dilakukan dengan menerapan berbagai metode pengumpulan data
yaitu: wawancara, quesioner ataupun melakukan survey ke lokasi penelitian.
Pelaporan
(Reporting)
Setelah proses pengumpulan data, maka akan didapat data
yang akan diproses untuk dihitung berdasarkan perhitungan maturity level. Pada
tahap ini yang akan dilakukan memberikan informasi berupa hasil-hasil dari
audit. Perhitungan maturity level dilakukan mengacu pada hasil wawancara,
survey dan rekapitulasi hasil penyebaran quesioner. Berdasarkan hasil maturity
level yang mencerminkan kinerja saat ini (current maturity level) dan kinerja
standard atau ideal yang diharapkan akan menjadi acuan untuk selanjutnya
dilakukan analisis kesenjangan (gap). Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
kesenjangan (gap) serta mengetahui apa yang menyebabkan adanya gap tersebut.
Tindak
Lanjut (Follow Up)
Tahap ini yang dilakukan adalah memberikan laporan hasil
audit berupa rekomendasi tindakan perbaikan kepada pihak managemen objek yang
diteliti, untuk selanjutnya wewenang perbaikan menjadi tanggung jawab managemen
objek yang diteliti apakah akan diterapkan atau hanya menjadi acuhan untuk perbaikan
dimasa yang akan datang.
Jenis-jenis Audit Sistem
Informasi
Menurut Weber, R. (2001), ada beberapa jenis-jenis dalam
audit sistem informasi, yaitu sebagai berikut:
- Audit Secara Bersamaan (Concurrent Audit)
Auditor merupakan anggota dari tim pengembangan sistem,
mereka membantu tim dalam meningkatkan kualitas dan pengembangan untuk sistem
spesifikasi yang mereka bangun dan akan diimpilakasikan.
- Audit Setelah Implementasi (Post Implementation Audit)
Audit membantu organisasi untuk belajar dari pengalaman
pengembangan dari sistem aplikasi. Mereka mengevaluasi apakah sistem perlu
dihentikan, dilanjutkan atau di modifikasi.
- Audit Umum (General Audit)
Auditor mengevaluasi kontrol pengembangan sistem secara
keseluruhan, memberi opini audit tentang pernyataan keungan ataupun tentang
keefektifitasan dan keefisienan sistem.
Pendekatan Audit Sistem
Informasi
- Pendekatan temuan (Exposures Approach),
Fokus utama ditekankan pada jenis kesalahan (losses) yang
terjadi dalam suatu sistem informasi. Setelah itu ditentukan kendali (controls)
yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan tersebut sampai pada batas yang
dapat diterima (acceptable levels).
- Pendekatan kendali (Control Approach),
Fokus utamanya adalah kendali-kendali di dalam suatu sistem
informasi yang dapat digunakan untuk mengurangi kesalahan sampai pada level
yang dapat diterima (acceptable levels).
Pengumpulan Data
- audit around computer,
- audit through computer dan
- audit with computer,
Instrumen Pengumpulan Bukti
Audit
Bukti audit diperoleh dari pihak – pihak terkait,
dikumpulkan dengan sebagai cara, antara lain : kuesioner, pengamatan atau
obsevasi (pengamatan dilakukan ditekankan pada TI, yang mencakup system
application, data center dan infratructur), wawancara, review dokumentasi,
pemeriksaan fisik, analytical review procedure, tes/pengujian, penjelasan pihak
ketiga/ahli dan sebagainya.
Jenis Bukti Audit
Bukti audit dapat dikategorikan dengan beberapa cara,
antara lain:
a)
bukti langsung/bukti tidak langsung
Bukti langsung adalah bukti audit bersifat fakta atau
dokumen sah yang langsung terkait dengan kegiatan pemeriksaan. Contoh ialah:
sertifikat hak milik tanah jika auditor menguji keabsahan kepemilikan tanah
auditee atau biaya pos tertentu berupa bukti pembelian dan pembayaran sah
aslinya. Sedangkan bukti tidak langsung misalnya ialah bukti yang harus
disimpulkan sendiri oleh auditor berdasarkan bahan bukti tertentu. Contoh
misalnya untuk memeriksa apakah suatu mesin benar-benar telah diperbaiki
sehingga kondisinya sesuai yang dilaporkan harus disimpulkan sendiri oleh
auditor.
b)
bukti utama (primer)/sekunder
bukti utama ialah misalnya surat perjanjian atau kontrak,
surat asli utang piutang dari pelanggan, rekening koran dari bank. Sedangkan
bukti sekunder misalnya adalah bila surat-surat tersebut bukan yang Sali
melaikan copy, dan bahkan kadang-kadang sudah dengan coretan tambahan dengan
pen tulisan tangan.
c)
fakta atau informasi dan hasil analisis
d)
record/testimonial evidence.
Instrumen Pemeriksaan
a)
Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan adalah cara memeriksa dengan
menggunakan panca indera terutama mata, yang dilakukan secara kontinyu selama
kurun waktu tertentu untuk membuktikan sesuatu keadaan atau masalah.
b)
Wawancara, Tanya Jawab (Interview)
Wawancara merupakan teknik pemeriksaan berupa tanya jawab
secara langsung antara auditor dengan auditee untuk memperoleh bahan bukti
audit
c)
Kuesioner (Tanya-Jawab Tertulis)
Cara tanya jawab yang mudah dan praktis adalah dengan tertulis.
Setelah responden ditentukan, kemudian dikirim surat pengantar beserta daftar
pertanyaan (kuisioner) tentang hal-hal yang ditanyakan (sebaiknya dibuat
pedoman pengisian dan tanggal jawab yang diharapkan).
d)
Konfirmasi
Konfirmasi merupakan upaya untuk memperoleh
informasi/penegasan dari sumber lain yang independen, baik secara lisan maupun
tertulis dalam rangka pembuktian pemeriksaan.
e)
Inspeksi Fisik
Inspeksi merupakan cara memeriksa dengan memakai
panca-indera terutama mata, untuk memperoleh bukti atas suatu keadaan atau
suatu masalah pada saat tertentu. Inspeksi merupakan usaha pemeriksa uantuk
memperoleh bukti-bukti secara langsung; kata langsung di sini berarti pemeriksa
sendiri harus berada di tempat dimana keadaan atau masalah tersebut ingin
dibuktikan.
f)
Prosedur Analisis
Analisis artinya memecah tau menguraikan suatu keadaan atau
masalah ke dalam beberapa bgian atau elemen dan memisahkan bagian tersebut
untuk digabungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan yang lain. Dengan
analisis pemeriksa dapat melihat hubungan penting antara satu unsur dengan
unsur lainnya.
g)
Perbandingan
Perbandingan adalah usaha mencari kesamaan dan perbedaan
antara dua atau lebih gejala atau keadaan. Dalam audit terhadap kegiatan
keuangan misalnya, pemeriksa melakukan pekerjaan membandingkan seperti:
§
Membandingkan
realisasi penerimaan/pengeluaran dengan jumlah menurun anggaran
§
Membandingkan
pelaksanaan sebenarnya di bidang keuangan dengan pelaksanaan di waktu-waktu
yang lalu dengan patokan lainnya yang dipakai oleh badan usaha yang
bersangkutan
h)
Penelaahan Dokumen
Pada umumnya cukup banyak dokumen yang trsedia pada suatu
organisasi untuk ditelaah: bagan arus, bagan organisasi, manual prosedur,
manual operasi, manual referensi, netulen rapat, surat perjanjian, dan
catatan-catatan historis lainnya. Dokumen-dokumen tersebut bisa dengan mudah
diperoleh bisa pula sangat sulit, tergantung pada masing-masing organisasi.
Dalam situasi yang baik. Seluruh dokumen yang dibutuhkan dapat diperoleh di
perpustakaan pusat, tetapi ada banyak situasi dokumen-dokumen harus dikumpulkan
satu per satu lebih dulu. Jika mungkin, dokumen-dokumen penting harus ditelaah
sebelum melakukan wawancara. Terutama untuk bagan akun, bagan organisasi, dan
notulen rapat dewan direksi. Dokumen-dokumen ini dapat membantu untuk
memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai organisasi.
Refrensi:
https://www.slideshare.net/Hermanefendi4/kontrol-dan-audit-sistem-informasi?from_action=save
http://audit-si-untag.blogspot.co.id/2015/04/audit-sistem-informasi.html
http://www.pendidikanmu.com/2015/03/tahapan-audit-sistem-informasi-terlengkap.html
http://fitharikhadir.blogspot.com/2016/01/audit-sistem-informasi-dan-prosedur.html
No comments:
Post a Comment